Bitcoin adalah sebuah mata uang yang fenomenal.
Sebab sempat tercatat harga per keping pernah mencapai Rp300 juta di Indonesia
loh! Wah seharga rumah sederhana ini.
Namun apakah kamu tahu apa itu Bitcoin?
Jangan cuma tahu Bitcoin harganya mahal dan
menggiurkan, kamu juga harus tahu loh teknologi seperti Bitcoin itu seperti
apa. Daripada bingung-bingung, yuk simak penjelasan lengkapnya!
Apa Itu Bitcoin?
Sebelum kamu tertarik untuk mulai membeli
Bitcoin karena tergiur oleh harganya yang melambung tinggi, ada baiknya kamu
mengenal lebih dalam tentang pengertian Bitcoin. Berikut Jaka akan jabarkan
informasi lengkap seputar Bitcoin untuk kamu.
Sejarah Bitcoin
Bitcoin pertama kali keluar secara umum yaitu pada Januari 2009, dibawakan oleh Satoshi Nakamoto dengan judul karya ilmiahnya "Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System".
Satoshi Nakamoto sendiri bukan nama orang,
melainkan ID di sebuah forum organisasi yang mempelajari teknologi
peer-to-peer. Ada yang bilang bahwa pemilik ID Satoshi Nakamoto adalah Dorian
Nakamoto, namun ada juga yang bilang ia adalah Charlie Lee si pencipta
Litecoin. Namun kenyataannya, TIDAK ADA YANG TAHU!
Transaksi pertama Bitcoin dilakukan oleh
Satoshi Nakamoto ke seorang programmer bernama Hal Finney, yaitu sebesar 10
Bitcoin. Lalu setelah itu di tahun 2010, Satoshi Nakamoto berhenti
mengembangkan Bitcoin dan menyerahkannya ke Gavin Andresen yang saat ini
merupakan pimpinan developer di Bitcoin Foundation.
Harga Bitcoin saat itu sangat murah, yaitu 10
ribu Bitcoin untuk 2 potong pizza Papa John's. Menariknya Satoshi Nakamoto
ternyata sempat mengantongi 1 juta Bitcoin loh. Dimana nilainya saat ini AUTO
KAYA pokoknya lah!
Teknologi Bitcoin
Bitcoin menggunakan teknologi bernama
Blockchain yang diproses secara peer-to-peer dan tidak terpusat (Decentralize).
Hal ini membuat Bitcoin dapat dipakai untuk mengirimkan uang dari satu kantong
ke kantong yang lain melalui internet tanpa ada campur tangan pihak ketiga.
Apa itu Bitcoin Blockchain sendiri merupakan
sekumpulan blok angka yang kompleks dan saling terikat antara satu blok dengan
blok lainnya. Diamankan pula dengan alogaritma SHA2. Hal ini membuatnya sangat
aman karena apabila ada hacker menyerang, harus merubah minimal 51% dari
seluruh blok yang terikat.
Namun di era sekarang ini, terus terang
teknologi Bitcoin bisa dikatakan ketinggalan zaman. Terbukti dengan
permasalahan Bitcoin yang terus muncul terkait dengan skalabilitas. Bahkan
setidaknya pernah ada 200 ribu transaksi yang tidak mampu diproses oleh
teknologi Blockchain Bitcoin.
Permasalahan dari Bitcoin ini adalah
menimbulkan perpecahan dari pengembangan teknologi Bitcoin itu sendiri. Pada
akhirnya menghasilkan yang namanya Bitcoin Cash, lalu Bitcoin Gold, dan ke
depan masih ada Bitcoin Platinum dan masih banyak lagi. Tapi tampaknya masalah
ini tidak membuat kepopuleran Bitcoin meredup, terbukti harganya malah terus
melonjak tajam dan menjadi OLD BUT GOLD.
Menambang Bitcoin
Seperti Jaka bilang sebelumnya tentang apa itu
Bitcoin, ya Bitcoin tidak terpusat (Decentralize) dan diproses oleh banyak
komputer di seluruh dunia atau hal ini bisa disebut juga sebagai menambang
Bitcoin. Dimana komputer berspesifikasi tinggi difungsikan menghitung
alogaritma Bitcoin secara reverse calculation.
Alogaritma Bitcoin membuat jumlah yang bisa
ditambang terbatas hanya 21 juta koin saja. Di satu sisi semakin banyak jumlah
Bitcoin yang tertambang, maka tingkat kesulitan reverse calculationakan menjadi
semakin sulit.
Saat ini jumlah Bitcoin yang tertambang ada 16
juta koin, tersisa kurang dari 5 juta koin lagi. Dan hal ini sudah tidak
mungkin ditambang mempergunakan komputer biasa, dibutuhkan pabrik yang bisa
memakan energi listrik hingga untuk 1 benua. Kamu nggak salah baca loh,
menambang Bitcoin boros banget energi!
Jadi Apa Sebenarnya Bitcoin Itu?
Sesuai penjelasan tentang apa itu Bitcoin dari
Jaka sebelum ini, Bitcoin telah menjadi mata uang digital pertama di dunia.
Sebagai mata uang, Bitcoin tidak ada ubahnya dengan Rupiah atau Dollar atau
Euro dan lain-lain. Disimpan mempergunakan yang namanya wallet digital, bisa
dibilang mirip seperti internet banking yang sudah sangat populer saat ini.
Namun tampaknya julukan mata uang digital sudah
tidak cocok lagi dengan Bitcoin, lebih cocok dijadikan sebagai emas digital.
Sebab teknologi Bitcoin saat ini, hampir tidak mungkin menjadikan Bitcoin
sebagai alat pembayaran sehari-hari. Kalau tidak mungkin dijadikan alat
pembayaran sehari-hari, tentu sulit disebut uang.
Hal ini pertama karena harga Bitcoin yang terus
berubah-ubah. Kedua fee transaksi yang sangat mahal mengingat penuhnya
kapasitas Blockchain. Dan terakhir karena waktu transaksi yang sangat lama dan
bisa berhari-hari. Nggak mungkin bukan kamu mau beli makanan di mall, eh
bayarnya butuh waktu sampai 5 hari kan?
Hal ini memicu yang lain untuk membuat
teknologi Blockchain yang lebih baik, maka terlahirlah mata uang digital lain
seperti Ethereum atau Litecoin atau Bitshares dan lain-lain atau bisa disebut
juga sebagai alternatif koin. Semuanya memiliki keunggulan dan kekurangannya
masing-masing,
Berapa Harga Bitcoin Seharusnya?
Bitcoin adalah mata uang sama seperti Rupiah,
Dollar, Euro dan lain-lain. Orang-orang percaya dan mau membeli Dollar seharga
Rp 13 ribuan, maka itulah harga Dollar. Sama seperti Bitcoin, orang-orang
percaya dan mau membeli Bitcoin seharga ratusan juta, maka itulah harga
Bitcoin.
Uniknya kalau kita berpikir out of the box,
sebetulnya Dollar hanya selembar kertas yang bahkan tidak bisa dimakan. Sama
seperti Bitcoin yang hanya sekumpulan angka acak yang tentu juga tidak bisa
dimakan. Bahkan cenderung tidak ramah lingkungan untuk keduanya.
Video Pengenalan Tentang Apa Itu Bitcoin
Untuk mengenal lebih lanjut mengenai Bitcoin,
coba simak video berikut. Dijamin kamu akan semakin tertarik untuk bermain
investasi tentang Bitcoin deh!
Gimana, menarik banget kan emas digital yang
tidak terpusat ini? Bitcoin secara otomatis tidak dikuasai oleh negara manapun
dan tidak bisa dimanipulasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar